Setelah Kepergianmu

Aku lepaskan dirimu pergi ketika aku masih perlu, ketika aku masih ingin kau memeluk diriku sama seperti dulu. Ada ketika aku ralat menghadapi cabaran-cabaran kehidupanku. Kini aku bersendiri, sedang berusaha menerima setiap kenyataan.

Ketika aku berserah sepenuhnya kepada takdir yang mempertemukan dan memisahkan kita, aku dibelenggu satu perasaan. Perasaan yang menenggelamkan aku dalam suatu kenyataan yang menyakitkan. Rupanya aku kehilanganmu ketika aku belum pun bersedia. 

Masa terus berlalu, aku tetap sendiri. Aku masih mencari diriku yang pergi bersama cintaku yang hilang. Adakalanya aku tanya pada diri, inikah harga yang harus aku bayar untuk setiap kesetiaan dan ketulusan cinta yang aku curahkan. Kesakitan yang tidak tertahan. 

Aku tidak pernah terfikir cinta ini akan membunuhku begini kejamnya. Aku hilang daya untuk terus melawan walaupun aku berusaha bertahan. Tetap menikamku dari dalam. 

Aku pergi, aku putus asa. Aku sedar ini bukan apa yang hati kita mahukan, tapi takdir tidak akan pernah memberikan kita jalan. Tuhan beri kita saat termanis bukan untuk kita bersama, tapi untuk memberi kita suatu pelajaran bahawa cinta itu tidak kekal selamanya. 

Cinta adalah keraguan, cinta adalah air mata dan cinta adalah pengorbanan yang membahagiakan. Tapi itu cinta itu bukan ini bukan untuk kita selamanya. Setulus apa pun yang aku persembahkan, ia tetap akan pergi dan pasti hilang.

Aku bertahan, hanya ini pilihan yang aku ada. Dari hatiku terdalam aku cinta, tapi aku belajar untuk melepaskan. Aku tidak akan pernah memiliki dirimu sampai bila-bila pun. Melepaskanmu pergi adalah menyakitkan tapi suatu hal terhebat aku lakukan untuk melihatmu bahagia.

Aku belajar melepaskan apa yang bukan aku punya, walaupun hatiku derita. Aku mengambil cuma pelajaran untuk aku terus kedepan. Ada pun yang tertinggal rasa sesalku kerana selama ini aku membiarkan diriku tenggelam dalam cintamu yang selama ini.

Tapi aku tahu hal ini tidak akan mengubati hatiku yang hancur. Biar seribu batu aku pergi, aku akan tetap terbangun memikirkan dirimu yang tidak akan pernah kembali. 

Melihat senyumanmu adalah kepedihan, ketika aku merasakan kau bahagia tanpa hadirku di sisimu. Mungkin ini kenyataan yang seharusnya aku terima dari awal dulu. Hal yang membahagiakan itu tidak seharusnya ketika kita ada brsama, tapi berpisah memberimu ketenangan seperti yang kau katakan. Aku cemburu melihatmu bahagia ketika aku sedang hancur. Tapi dari situ aku belajar untuk merima hidup ini tidak semuanya indah. 

Tuhan meletakkan aku di satu posisi yang aku tidak pernah aku terfikirkan. Apakah rahsia yang ingin Dia sampaikan. Apakah ini pelajaran yang hebat untukku lebih kuat dan sabar? Apakah ini yang selayaknya aku terima untuk ketulusan yang aku curahkan? Cuma Dia yang tahu.